Setiap ada teman cerita bahwa barang nya sering kehilangan ( dicuri dan semacamnya ) hal pertama yang ada dipikiran saya mungkin orang tersebut kurang sedekah, kenapa? saya akan ceritakan beberapa cerita :)
Beberapa teman saya kadang menceritakan bahwa dia sering kehilangan hapenya, ada yang cerita dia kehilangan sepatu ketika di Masjid, kehilangan barang lain, dijambret, dirampok, baik di jalan atau dirumah dan hal hal lainnya yang berhubungan dengan kehilangan barang atau harta benda lainnya.
Saya pribadi pernah kehilangan handphone saya ketika di bis, dicuri di metro mini 03 dari Cempaka Mas ke arah Artha Gading, shock dan kesal pasti ada ketika barang kita hilang atau dicuri, menggerutu atau mengeluh sih boleh aja tapi jangan lupa juga untuk instropeksi, dalam islam semua harta benda dan milik kita hanya titipan, dan juga semua yang harta yang kita miliki ada sedikit bagiannya, ya hanya sedikit, hanya 2.5% nya saja adalah milik orang lain, iya milik orang lain, milik kaum dhuafa dan anak yatim.
Maka inilah logika saya untuk orang orang yang sering kehilangan barangnya, tertimpa sial, musibah dan sebagainya. Silakan kamu perhatikan sendiri, orang orang yang sering tertimpa sial kehilangan barang / apes adalah orang orang yang kurang untuk memperhatikan 2.5% ini, ketika saya kehilangan hape, saya memang kurang memperhatikan faktor Z tersebut, faktor Zakat / sedekah. hal yang sama terjadi ketika saya kecelakaan motor, saya sedang mengumpulkan uang, mungkin saat itu saya kurang sedekah atau agak pelit kali ya, akhirnya gaji pertama saya harus direlakan untuk membayar rumah sakit orang yang saya tabrak. Nah sejak itulah faktor yang membuat saya percaya akan hal ini.
Tapi penyaluran sedekahnya sebenarnya saya juga agak pilih pilih, kalau hanya memberi uang kepada pengemis, berapa banyak pengemis yang benar benar pengemis? kebanyakan mereka hanya manja dan mengharapkan belas kasih, bapak bapak muda sehat walafiat mengemis, nenek nenek bawa anak / pura pura buta dan pura pura cacat lainnya dan kebanyakan pengemis malah lebih kaya dan pura pura miskin.
Ya akhirnya saya memilih cara termudah dan teraman untuk sedakah, yaitu melalui kotak amal masjid, setiap saya ke masjid untuk sholat, kebetulan saya sholat zuhur sering ke masjid jadi setiap hari dan setiap saat ketika ke mesjid memasukan uang ke mesjid. Kenapa saya bilang aman? karena keperluan kotak amal itu sudah pasti untuk biaya operasional mesjid, sedekah, infaq, dan lainnya, kalau kamu khawatir akan memberikan sedekah ke pengemis coba di infaq kan ke mesjid.
Ketika minggu lalu saya sholat Jum'at di Masjid Istiqlal bersama teman teman, khotib yang khutbah dengan materi yang sangat menarik yang berhubungan dengan artikel ini. kira kira seperti ini gambaran isi khutbah nya :
Sebut saja namanya fulan, fulan bekerja di Arab dengan upah 120 dinar per bulan, tetapi upah tersebut tidak pernah cukup, fulan selalu merasa kekurangan, seiring berjalannya waktu upah fulan pun naik menjadi 130 dinar, tetapi dia tetap merasa tidak pernah cukup denga upahnya tersebut, akhirnya ia menceritakan masalah ini ke pak kyai, pak kyai menyarankan kepada pemberi upah untuk menurunkan upahnya, dan akhirnya upah si fulan diturunkan menjadi 80 dinar.
Logikanya dengan upah yang 130 dinar saya tidak cukup apalagi kalau diturunkan menjadi 80 dinar, benar kan?
Tetapi yang terjadi malah sebaliknya, ketika si fulan di upah dengan 80 dinar, dia merasa cukup untuk memenuhi kebutuhannya, cukup untuk membeli makan, untuk menghidupi keluarga nya. dan dia pun menceritakan itu kembali ke pak kyai.
Apa yang sebenarnya terjadi? kenapa dengan 130 dinar tidak pernah cukup sedangkan dengan 80 dinar malah dapat terpenuhi semua.
Kadang kita sering lupa bahwa dari 130 dinar yang kita dapatkan bahwa ada milik orang lain yang harus kita keluarkan, ajaibnya bila kita sudah mengeluarkan kewajiban kita tersebut kita akan merasa tercukupi.
Kadang dengan mendapatkan hasil yang besar kita juga sering membeli sesuatu yang diluar kebutuhan kita, menghambur-hambur kan uang nya (boros adalah sifat syaitan) dan itu membuat kita tidak pernah cukup.
Semua cerita panjang lebar ini sebenarnya saya hanya ingin menunjukan bahwa ada satu hal yang pasti tidak akan kita mengerti, satu hal yang gaib.
Bila kamu sering kehilangan sesuatu atau apes, cobalah instropeksi bahwa apakah kewajiban kita sudah dilakukan?
ada 2 hal yang tidak akan masuk ke logika kita sebagai manusia :
Sedekah menghindarkan kita dari bahaya, apes, musibah lainnya
Tidak ada seorangpun di dunia yang menjadi miskin dengan sedekah, sedekah akan membuatnya bertambah kaya.
Beberapa teman saya kadang menceritakan bahwa dia sering kehilangan hapenya, ada yang cerita dia kehilangan sepatu ketika di Masjid, kehilangan barang lain, dijambret, dirampok, baik di jalan atau dirumah dan hal hal lainnya yang berhubungan dengan kehilangan barang atau harta benda lainnya.
Saya pribadi pernah kehilangan handphone saya ketika di bis, dicuri di metro mini 03 dari Cempaka Mas ke arah Artha Gading, shock dan kesal pasti ada ketika barang kita hilang atau dicuri, menggerutu atau mengeluh sih boleh aja tapi jangan lupa juga untuk instropeksi, dalam islam semua harta benda dan milik kita hanya titipan, dan juga semua yang harta yang kita miliki ada sedikit bagiannya, ya hanya sedikit, hanya 2.5% nya saja adalah milik orang lain, iya milik orang lain, milik kaum dhuafa dan anak yatim.
Maka inilah logika saya untuk orang orang yang sering kehilangan barangnya, tertimpa sial, musibah dan sebagainya. Silakan kamu perhatikan sendiri, orang orang yang sering tertimpa sial kehilangan barang / apes adalah orang orang yang kurang untuk memperhatikan 2.5% ini, ketika saya kehilangan hape, saya memang kurang memperhatikan faktor Z tersebut, faktor Zakat / sedekah. hal yang sama terjadi ketika saya kecelakaan motor, saya sedang mengumpulkan uang, mungkin saat itu saya kurang sedekah atau agak pelit kali ya, akhirnya gaji pertama saya harus direlakan untuk membayar rumah sakit orang yang saya tabrak. Nah sejak itulah faktor yang membuat saya percaya akan hal ini.
Tapi penyaluran sedekahnya sebenarnya saya juga agak pilih pilih, kalau hanya memberi uang kepada pengemis, berapa banyak pengemis yang benar benar pengemis? kebanyakan mereka hanya manja dan mengharapkan belas kasih, bapak bapak muda sehat walafiat mengemis, nenek nenek bawa anak / pura pura buta dan pura pura cacat lainnya dan kebanyakan pengemis malah lebih kaya dan pura pura miskin.
Ketika minggu lalu saya sholat Jum'at di Masjid Istiqlal bersama teman teman, khotib yang khutbah dengan materi yang sangat menarik yang berhubungan dengan artikel ini. kira kira seperti ini gambaran isi khutbah nya :
Sebut saja namanya fulan, fulan bekerja di Arab dengan upah 120 dinar per bulan, tetapi upah tersebut tidak pernah cukup, fulan selalu merasa kekurangan, seiring berjalannya waktu upah fulan pun naik menjadi 130 dinar, tetapi dia tetap merasa tidak pernah cukup denga upahnya tersebut, akhirnya ia menceritakan masalah ini ke pak kyai, pak kyai menyarankan kepada pemberi upah untuk menurunkan upahnya, dan akhirnya upah si fulan diturunkan menjadi 80 dinar.
Logikanya dengan upah yang 130 dinar saya tidak cukup apalagi kalau diturunkan menjadi 80 dinar, benar kan?
Tetapi yang terjadi malah sebaliknya, ketika si fulan di upah dengan 80 dinar, dia merasa cukup untuk memenuhi kebutuhannya, cukup untuk membeli makan, untuk menghidupi keluarga nya. dan dia pun menceritakan itu kembali ke pak kyai.
Apa yang sebenarnya terjadi? kenapa dengan 130 dinar tidak pernah cukup sedangkan dengan 80 dinar malah dapat terpenuhi semua.
Kadang kita sering lupa bahwa dari 130 dinar yang kita dapatkan bahwa ada milik orang lain yang harus kita keluarkan, ajaibnya bila kita sudah mengeluarkan kewajiban kita tersebut kita akan merasa tercukupi.
Kadang dengan mendapatkan hasil yang besar kita juga sering membeli sesuatu yang diluar kebutuhan kita, menghambur-hambur kan uang nya (boros adalah sifat syaitan) dan itu membuat kita tidak pernah cukup.
Semua cerita panjang lebar ini sebenarnya saya hanya ingin menunjukan bahwa ada satu hal yang pasti tidak akan kita mengerti, satu hal yang gaib.
Bila kamu sering kehilangan sesuatu atau apes, cobalah instropeksi bahwa apakah kewajiban kita sudah dilakukan?
ada 2 hal yang tidak akan masuk ke logika kita sebagai manusia :
Sedekah menghindarkan kita dari bahaya, apes, musibah lainnya
Tidak ada seorangpun di dunia yang menjadi miskin dengan sedekah, sedekah akan membuatnya bertambah kaya.